Konsep Pendidikan Karakter Nahdlatul Ulama (NU)
DOI:
https://doi.org/10.58561/jkpi.v1i1.2Keywords:
Pendidikan Karakter, Nahdlatul Ulama, Kecerdasan, AkhlakAbstract
Kajian karya tulis ini lebih mengetengahkan bagaimana Nahdlatul Ulama (NU) melihat konsep pendidikan karakter dalam dunia pendidikan secara umum dan terkhusus pendidikan Islam. Nahdlatul Ulama sebagai organisasi kemasyarakat juga memiliki kewajiban untuk ikut serta mencerdasakan kehidupan bangsa melalui lembaga pendidikan. Adapun pendidikan karakter yang di hadirkan NU KeIslaman, Ahlus sunnah wal jama’ah, Nasionalisme dan Kemanusiaan. Sehingga karakter pendidikan ini dibangun oleh NU melalui lembaga pendidikan sesuai dengan apa yang dicita-cita dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003. Adapun penulis melihat karakteristik pendidikan NU adalah pendidikan yang mampu melahirkan peserta didik yang memiliki karakter ash-shidqu (benar), tidak berdusta, al-wafa bil ‘ahd (menepati janji) dan at-ta’awun (tolong-menolong). Maka pendidikan yang ditawatkan NU adalah pendidikan sebagai trasfer Nilai dalam arti luas, pendidikan agama menjadi pondasi serta pendidikan sebagai kaderisasi organisasi NU.
References
Abdullah Munir. Pendidikan Karakter (Yogyakarta: Pedagogia. 2010)
Achmad Siddiq, Khittah Nahdliyyah, “Khalista” Surabaya, (Surabaya, Cet. 3, 2005), Ahmad Syaukani, Perkembangan Pemikir Modern Di Dunia Islam , Pustaka Setia, 1997 Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul ’Ulama 2004, , PCNU Kabupaten
Pati, (2004)
Clifford Geertz, Abangan, Santri Priyayi dalam Masyarakat Jawa ,Pustaka Jaya, (Jakarta, 1981),
Departemen Agama, Kendali Mutu. Pendidikan Agama Islam (Jakarta : Dirjen Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam. 2001)
Endang Turmudi, (Ed.), Nahdlatul ’Ulama;, Ideology Politics and The Formation of Khaira Ummah, The Central Board of The Ma’arif Education Institution of NU, printed by LKiS, (Yogyakarta, 2003),
Heri Gunawan.Pendidkan Karakter (Bandung : Alfabeta. 2012)
Mabadi Khaira Ummah adalah sebuah gerakan untuk mengembangkan identitas dan karakteristik anggota Nahdlatul 'Ulama dengan pengaturan nilai-nilai mulia dari konsep keagamaan Nahdlatul 'Ulama. The Mabadi Khaira Ummah movement was the beginning of the establishment of ”the leading follower” (khaira ummah), which are members who are capable of carrying out amar ma’ruf and nahy munkar responsibilities which from a very important part of NU’s progress, because these two notions are essential to support the formation of life order blessed by Allah in accordance with NU ideal. Lebih jelas lihat : Dr. Endang Turmudi, MA, (Ed.), Nahdlatul ’Ulama;, Ideology Politics and The Formation of Khaira Ummah, The Central Board of The Ma’arif Education Institution of NU, printed by LKiS, (Yogyakarta, 2003)
Pendidikan karakter adalah upaya yang disengaja untuk membantu memahami manusia, peduli dan inti atas nilai-nilai etis/susila. Dimana kita berpikir tentang macam-macam karakter yang kita inginkam untuk anak kiat, ini jelas bahwa kita ingin mereka mampu untuk menilai apa itu kebenaran, sangat peduli tentang apa itu kebenaran/hak-hak, dan kemudianmelakukan apa yang mereka percaya menjadi yang sebenarnya, bahkan dalam menghadapi tekanan dari tanpa dan dalam godaan
Sahal Mahfudh, ”Kata Pengantar” dalam Quo Vadis NU, Setelah Kembali ke Khittah 1926,
Penerbit Erlangga, (Jakarta, 1992), p. viii.
Secara harfiah Ahlusunnah wal Jama'ah berarti penganut sunnah Nabi Muhammad saw dan jama’ah (para sahabat) atau segolongan pengikut sunnah Rasulullah saw yang didalam melaksanakan ajaran-ajarannya berjalan di garis yang dipraktekkan oleh jama’ah (para sahabat). Lebih jelas lihat; Siradjudin Abbas, I’tiqad Ahlusunnah wal Jama’ah, Pustaka Tarbiyah (Jakarta, 1993), p.16, lihat juga Syaifuddin Zuhri, Menghidupkan Nilai-Nilai Aswaja dalam Praktik, PP.IPNU, (Jakarta, 1976), p.8. Dalam pengertian yang lebih rinci, KH. Bisri Mustofa Rembang, mengartikan aswaja sebagai paham yang berpegang teguh kepada tradisi sebagai berikut : Pertama, dalam bidang hukum Islam, menganut salah satu ajaran dari empat madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali). Kedua, dalam bidang tauhid menganut ajaran-ajaran Imam Abu Hasan Al Asy’ari dan Imam Abu Mansur Al Maturidi. Ketiga, dalam bidang tasawuf menganut dasar-dasar ajaran Imam Abu Qasim Al Junaidi. Lebih jelas lihat : Zamakhsari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, LP3ES, (Jakarta, 1982),
Soelaiman Fadeli dan Mohammad Subhan, Antologi NU, “Khalista” Surabaya bekerja
sama dengan Lajnah Ta’lif Wan Nasyr Jawa Timur, (Surabaya, 2007),
Sudirman N.Ilmu Pendidikan(Bandung : Remaja Rosdakarya.1992)
Tim Penulis, Materi Dasar Nahdlatul ‘Ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah, PW. LP Ma’arif
NU Jawa Tengah, (Semarang, 2002),
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2021 Hasbullah Hasbullah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.